Tuesday, March 6, 2012


Meniti Jalan Menggapai Kecintaan Allah

 Oleh Syaikh Prof. Dr. Abdurrozzaq bin Abdil Muhsin al-Abbad al-Badr
 (Tabligh Akbar di Masjid Istiqlal, Jakarta. Ahad 19 Februari 2012)


Berikut ini adalah kutipan Muhadharah Syaikh Prof DR Abdur Rozzaq Al Badr yang diterjemahkan oleh Ustadz Abdullah Taslim, MA.  Alhamdulillah telah dihadiri oleh kurang lebih 115.000 jamaah dari berbagai daerah di tanah air tercinta ini.

Adapun faedah yang bisa kita ambil dari Muhadharah tersebut adalah sebagai berikut :
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Rabb semesta Alam yang menciptakan semua makhluk-Nya. Dial ah yang Maha menegakkan langit-langit dan bumi, maka aku memuji Allah subhanahu wata’ala atas berbagai macam limpahana nikmat-Nya yang demikian banyak dan tidak terhingga berbagai macam anugrah dan pemberian-Nya yang demikian berlimpah. Atas pemberian-Nya yang dilimpahkan-Nya kepada kita yang bermacam-macam, baik yang tersembunyi maupun yang nampak. Baik yang bersifat khusus maupun umum. Aku memuji dan menyanjung Allah Subhanahu wata’ala atas ni’mat Islam, ni’mat Iman, nikmat diturunkannya Al Quran. Kemudian nikmat bagi kita yang mendapatkan keluarga yang baik, dan nikmat-nikmat yang lainnya, dst.


  1. Keutamaan duduk bermajelis di masjid, bahwa Allah membanggakan orang-orang yang bermajelis di dalam masjid kepada para malaikatnya.

Disebutkan oleh Syaikh, sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya, dari Sahabat Mu’awwiyah radilyallahu’anhu. 

وَإِنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ عَلَى حَلْقَةٍ مِنْ أَصْحَابِهِ، فَقَالَ: «مَا أَجْلَسَكُمْ؟» قَالُوا: جَلَسْنَا نَذْكُرُ اللهَ وَنَحْمَدُهُ عَلَى مَا هَدَانَا لِلْإِسْلَامِ، وَمَنَّ بِهِ عَلَيْنَا، قَالَ: «آللَّهِ مَا أَجْلَسَكُمْ إِلَّا ذَاكَ؟» قَالُوا: وَاللهِ مَا أَجْلَسَنَا إِلَّا ذَاكَ، قَالَ: «أَمَا إِنِّي لَمْ أَسْتَحْلِفْكُمْ تُهْمَةً لَكُمْ، وَلَكِنَّهُ أَتَانِي جِبْرِيلُ فَأَخْبَرَنِي، أَنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يُبَاهِي بِكُمُ الْمَلَائِكَةَ»

Dan sesungguhnya Rasulallah SAW pernah keluar menemui sebuah kumpulan para shohabat, lalu beliau bertanya : apa yang membuat kalian duduk disini ? mereka menjawab : kami duduk untuk berdzikir kepada Allah dan memuji-Nya atas anugrah hidayah islam yang telah diberikan kepada kami, Nabi SAW bertanya : demi Allah, betulkah kalian tidak duduk kecuali untuk itu ? mereka menjawab : demi Allah, kami tidak duduk kecuali untuk itu, Nabi SAW bersabda: aku tidak meminta kalian bersumpah disebabkan meragukan kalian, tetapi Jibril tadi datang dan memberitahukan bahwa Allah ‘azza wajalla merasa bangga dengan kalian dihadapan Malaikat (HR: Muslim . dari Mu’awiyah. No : 2701)

2. Sesungguhnya kecintaan kepada Allah adalah motivasi utama dalam beramal sholih. Dan salah satu doa yang hendaknya kita hafalkan sebagaimana yang diriwayatkan oleh Tirmidzi.

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ حُبَّكَ وَ حُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ وَ حُبَّ كُلِّ عَمَلٍِ يُقَرِّبُنِي إِلىَ حُبِّكَ

“Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kecintaan-Mu, dan aku memohon kepada Mu kecintaanorang-orang yang mencintai-Mu, dan aku memohon kepada-Mu kecintaan terhadap semua amalan yang mendekatkan diri kepada kecintaan-Mu.”

3. Seorang yang mencintai Allah, niscaya Allah akan mencintainya. Dan seorang yang dicintai oleh Allah, maka Allah akan senantiasa menjaganya, memberinya taufik, akan menolong dan akan memberikan pengabulan terhadap doanya.

: قال رسول الله : (( إنَّ الله تعالى قال: مَن عادى لي وليًّا فقد آذنتُه بالحرب، وما تقرَّب إليَّ عبدي بشيء أحب إليَّ مِمَّا افترضته، ولا يزال عبدي يتقرَّب إليَّ بالنوافل حتى أحبَّه، فإذا أحبَبْتُه كنتُ سمعَه الذي يَسمع به، وبصرَه الذي يُبصر به، ويدَه التي يَبطشُ بها، ورِجلَه التي يَمشي بها، ولئن سألني لأعطينَّه، ولئن استعاذني لأعيذنَّه ))

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam “Sesungguhnya Allah ta’ala telah berfirman : ‘Barang siapa memusuhi wali-Ku, maka sesungguhnya Aku menyatakan perang terhadapnya. Hamba-Ku senantiasa (bertaqorrub) mendekatkan diri kepada-Ku dengan suatu (perbuatan) yang Aku sukai seperti bila ia melakukan yang wajib yang Aku perintahkan kepadanya. Hamba-Ku senantiasa (bertaqorrub) mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunah hingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka jadilah Aku sebagai pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, sebagai penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, sebagai tangannya yang ia gunakan untuk memegang, sebagai kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Aku mengabulkannya dan jika ia memohon perlindungan, pasti akan Aku berikan kepadanya.” 

4. Kecintaan kepada Allah mengandung konsekwensi dan tidak hanya pengakuan semata.Kecintaan kepada Allah dibuktikan dengan mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah semata, tanpa menyekutukan-Nya dengan yang lain.

5. Dan juga dibuktikan dengan mengikuti sunnah dan petunjuk Nabi shallallahu’alayhi wa sallam, sebagaimana firman-Nya

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Katakanlah: Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

6. Bukanlah yang menjadi masalah adalah bagaimana mengaku mencintai, tetapi yang jadi permasalahan adalah bagaimana agar kecintaan kita diterima dan dibalas oleh Allah ta’ala.

7. Sebab-sebab agar dapat menggapai cinta Allah subhanahu ta’ala diantaranya adalah:


(1). Memberikan perhatian yang serius terhadap ayat-ayat Allah ta’ala, yaitu al-Quran. Yaitu dalam hal membacanya dengan bacaan yang benar, berusaha memahami kandungannya, dan berusaha untuk mengamalkannya dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, jika seorang hamba membaca al-Quran maka janganlah yang menjadi tujuannya adalah ayat terakhir yang ingin dicapainya akan tetapi yang menjadi perhatiannya adalah bagaimana cara membacanya dengan benar, memahaminya dan mengamalkannya.
(2). Memberi perhatian yang serius terhadap nama-nama Allah yang indah, dan sifat-sifat-Nya yang mulia. Karena orang yang semakin bertambah kesungguhannya dalam memahami nama-nama dan kandungan sifat-sifat Allah ta’ala dengan pemahaman yang benar, maka akan semakin bertambah pula ketaqwaannya dan pengenalannya kepada Allah ta’ala. Maka dialah yang rasa takutnya yang paling besar kepada Allah, paling bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada-Nya, dan yang paling jauh dari perbuatan maksiat yang diharamkan oleh Allah ta’ala.
(3). Berdo’a kepada Allah ta’ala, do’a ini sangat banyak yang terdapat dalam al-Quran maupun hadits Nabi shallallahu’alaihi wa sallam. Salah satunya seperti dalam hadits riwayat Tirmidzi yang sebelumnya telah kita sampaikan di atas.
(4). Memberikan perhatian dalam melaksanakan amalan-amalan yang wajib kemudian berusaha menundukkan hawa nafsu, menghiasinya dengan amalan-amalan yang nawafil/ sunnah.
(5). Berusaha bersungguh-sungguh, sekuat tenaga menundukkan hawa nafsu untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang dilarang oleh Alla ta’ala, menjauhkan diri dari kemaksiatan. Karena kemaksiatan akan menutup hari seorang hamba, akan jauh dari kecintaan Allah ta’ala, dan bahkan bisa jatuh dalam kebinasaan dan mendatangkan kemurkaan Allah.
(6). Selalu mengutamakan dan mendahulukan hal-hal yang dicintai oleh Allah ta’ala diatas hal-hal yang lebih dicintai oleh hawa nafsu kita. Dan mendahulukan ridho Allah daripada mendahulukan hawa nafsu kita.
(7). Selalu mengingat dan merenungkan kenikmatan yang dilimpahkan oleh Allah ta’ala. Begitu banyak kenikmatan yang Allah limpahkan, bahkan tidak mungkin bisa kita menghitungnya.
(8). Sering bergaul dengan orang-orang yang sholeh, bersahabat dengan orang-orang yang sholeh. Dalam sebuah hadits disebutkan “Seseorang itu bersama dengan agama sahabatnya, maka perhatikanlah siapa yang menjadi sahabat kalian”.
(9). Memiliki rutinitas sholat di sepertiga malam terakhir
(10). Terus menerus dan memperbanyak berdzikir kepada Allah ta’ala
Sepuluh sebab-sebab menggapai kecintaan Allah diatas bukan berarti membatasi, namun yang diatas adalah beberapa yang disebutkan oleh As Syaikh. Wallahu ta’ala a’lam.



_______________________________________________________
Sumber diadaptasi dari  catatan Akhyna  :  Maramis Setiawan, ST
Download Rekaman Audio  : Klik Disini

No comments:

Post a Comment